SELAMAT MENUNAIKAN IBADAH HAJI PARA TAMU ALLAH, SEMOGA MENJADI HAJI YANG MABRUR.

Senin, 27 Februari 2012

Beasiswa

Kemenag Sediakan 1,7 Juta Beasiswa

Menteri Agama Suryadharma merasa prihatin masih banyak masyarakat yang belum mampu mengeyam pendidikan. Untuk itu Kementerian Agama menyediakan 1,7 juta beasiswa dalam berbagai program baik bagi siswa berprestasi maupun siswa yang tidak mampu.
"1,7 juta beasiswa ini tersebar, termasuk beasiswa untuk siswa berprestasi dan siswa yang tidak mampu, termasuk juga beasiswa peningkatan kualitas akademis bagi guru. Yang sudah S1 bisa ke S2, dan yang sudah S2 bisa ke S3," kata Menag pada peresmian pengurus DPP Perti (Persatuan Tarbiyah Islamiyah) Periode 2011-2016 di Jalan Rawamangun No. 30 Jakarta Pusat, Ahad (26/2). Hadir Ketua Majelis Syura Perti H. Yudoparipurno, Ketua Umum Perti Tengku Mohammad Faisal Amin, dan Sekjen Perti Andi Haramein.

Menag mengatakan, sejak awal berdirinya pada tahun 1928, Perti telah menetapkan flatform perjuangannya dalam tiga bidang utama, yakni pendidikan, dakwah, dan amal sosial. Ketiga bidang ini bila dikelola secara konsisten dan profesional pasti memberikan manfaat besar bagi masyarakat Indonesia di era globalisasi.
"Pendidikan ini menjadi tantangan kita bersama, anggaran pendidikan terus bertambah termasuk anggaran pendidikan yang dikelola Kementerian Agama," papar Menag. Ditambahkan, Kemenag mengelola lembaga pendidikan agama dan keagamaan seperti raudhatul athfal, pondok pesantren, madrasah diniyah, madrasah ibtidaiyah, tsanawiyah, aliyah serta perguruan tinggi agama, apakah itu Islam, Kristen, Katolik, Hindu dan Buddha.
"Banyak yang harus kita benahi antara lain Angka Partisipasi Kasar (APK) masih rendah karena masih banyak masyarakat yang belum mampu mengeyam pendidikan," ucap Menag.
Untuk itu ia berharap Perti juga bergerak dalam bidang pendidikan ini, upayakan jangan sampai ada anak yang putus sekolah karena tidak mampu. "Kemenag juga berupaya agar tidak ada generasi atau anak-anak muda yang tidak sekolah. Kita juga membantu fasilitas, gedung-gedung sekolah, lokal untuk perpustakaan, dan laboratorium," imbuh SDA sapaan akrab Suryadharma Ali.
Menag mengatakan, penguasaan iptek telah menjadi harapan dan tuntutan masyarakat global. Oleh karena itu, lanjutnya, diperlukan usaha keras dan sungguh-sungguh dalam mengimplementasikan sistem pendidikan yang lebih diorientasikan pada pencapaian kualitas dan secara terus menerus mengupayakan perbaikan mutu pendidikan.
Menteri Agama juga mengatakan, perbedaan agama atau golongan bukanlah harus menjadi konflik yang berujung pada perpecahan umat. Setiap agama mengajarkan umatnya agar menjadi manusia yang baik, bersikap toleran, dan saling menghormati, walaupun dalam keragaman suku, bangsa, budaya, dan agama.
"Tidak ada satu agama pun di dunia ini yang mengajarkan kebencian dan permusuhan," katanya. Menurut Menag, sikap keberagamaan seseorang tercermin dari perilakunya dalam kehidupan di masyarakat. Agama, bukan hanya mengandung aspek ritual belaka, tetapi juga mengajarkan aspek sosial. Dalam Islam diajarkan bahwa seseorang akan meraih kebahagiaan dunia dan akhirat bilamana ia mampu membangun hubungan yang baik kepada Tuhannya dan kepada manusia.
Para ulama dan ahli agama, kata Menag, juga berpendapat bahwa setiap ibadah dalam agama memiliki pesan moral, yakni menjadikan umatnya agar berperilaku akhlak mulia. Setiap orang yang menghayati dan mengajarkan ajaran agamanya secara benar, pasti terdorong untuk berperilaku santun dan berakhak mulia. Oleh karena itu, peran dakwah sangat signifikan dalam mewujudkan masyarakat yang beradab dan santun.
Dengan demikian, papar Menag, sebenarnya tidak ada kekerasan yang boleh dilakukan dengan mengatasnamakan agama. Sebagai bangsa Indonesia yang religious, kita harus mampu bersikap mencintai kedamaian, toleran, yang dapat membangun persatuan dan kesatuan dalam rangka keutuhan NKRI.
"Dengan ini, saya juga ingin menyatakan bahwa kita tidak menerima eksklusivisme, radikalisme, dan berbagai bentuk kekerasan lainnya, karena hal itu sangat bertentangan dengan ajaran agama," ucapnya.
Untuk itu, kata Menag, sebagai bangsa Inonesia yang menganut keyakinan agama, kita harus mampu menampilkan corak keberagamaan yang mencintai kedamaian, toleran, saling menghormati antarumat beragama. Dengan kata lain, corak keberagamaan yang kita tampilkan adalah agama yang rahmatan lil alamin, yakni yang mampu mendatangkan rahmat dan kebaikan untuk semua manusia.

www.kemenag.go.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar