Reformasi
Birokrasi Kemenag Harus Tuntas
Sekjen Kemenag Nur Syam mengingatkan
aparatur Kementerian Agama untuk menuntaskan proses reformasi birokrasi.
Menurutnya, reformasi birokrasi saat ini menjadi keharusan dan harus segera
dituntaskan.
“Tidak ada pilihan buat kita
keluarga besar Kementerian Agama kecuali bekerja keras, berusaha seoptimal
mungkin untuk menuntaskan Reformasi Birokrasi,” tegas Nur Syam saat membuka
acara Sosialisasi KMA No. 207/2013 tentang Pedoman Pelaksanaan Asesmen
Kompetensi Kementerian Agama di Jakarta, akhir Juni lalu.
Hadir pada kesempatan itu, Kepala
Biro Kepegawaian Mahsusi dan para pejabat di Biro Kepegawaian, serta seluruh
pengelola kepegawaian dari Unit Eselon I pusat, Kanwil Kemenag Provinsi, PTAN
dan Balai.
Namun demikian, Nur Syam mengimbau
agar proses reformasi birokrasi yang sedang berjalan ini tetap memperhatikan
nilai-nilai sosial, kultural dan religiousity yang selama ini berkembang di
Kementerian Agama. “Nilai-nilai sosial, kultural dan religiousity tetap
harus diperhatikan saat membangun dan mengembangan sistem baru dalam manajemen
kepegawaian,” tuturnya.
Terkait asesmen kompetensi, Kepala
Biro Kepegawaian, Mahsusi, mengatakan bahwa setidaknya ada 3 prinsip pemahaman
yang akan dikembangkan. Prinsip pertama, asesmen adalah bagian dari manajemen
kepegawaian. “Karena menjadi bagian dari manajemen kepagawaian, maka seluruh
tahapan asesmen harus in line dengan ketentuan kepegawaian,” terang Mahsusi.
Prinsip kedua, asesmen kompetensi
adalah alat untuk mengoptimalkan manajemen kepegawaian pada sisi pengembangan
pegawai dan pola karier. “Ke depan, diharapkan kelayakan dan kesesuaian
kompetensi akan menjadi faktor penting dalam pola pengembangan dan pola karier
pegawai, setelah terpenuhinya persyaratan administratifnya,” kata Mahsusi.
Prinsip ketiga, pelaksanaan asesmen
harus terstandar secara nasional. “Seluruh pejabat struktural harus memiliki
kompetensi inti, manajerial dan teknis pengetahuan yang sepadan dengan tugas
jabatannya,” tegasnya.
Sementara itu, Bahrul Hayat yang
diundang sebagai narasumber menguraikan 4 pilar yang akan mendongkrak
produktivitas dan kesuksesan pegawai, yaitu: competency, character,
communication, and collaboration.
“Kesuksesan anda bukan dibentuk
dengan menjadikan diri anda superman, tapi keuletan kita bersama membangun
superteam, sekelompok pegawai yang produktif!” ujar Bahrul. Oleh karena itu,
dalam pandangan alumni UCLA ini, pengembangan kompetensi secara konstan dan
berkelanjutan merupakan proses yang berkelanjutan (a never-ending proses).
“Saya bangga, atas nama menteri
agama saat itu, saya membubuhkan tandatangan untuk menetapkan sebuah regulasi
yang akan menjadi entry point menuju era baru pengembangan pegawai di
Kementerian ini”, ujarnya. (www.kemenag.go.id)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar